SMPN 60 Bandung hingga kini tak kunjung memiliki gedung sendiri sehingga mereka harus menumpang belajar ke gedung SD. Selain menebeng ke SDN 192 Ciburuy, mereka juga harus belajar sambil lesehan di taman sekolah.
Bila turun hujan, nasib mereka kian memprihatinkan. Mereka akan digeser ke lorong atau koridor kelas. Atau digabung dengan rombel (rombongan belajar) lainnya, sehingga ada 2 rombel dalam satu kelas.
“Kita bisa di lorong, atau bisa disatukan. Jadi satu ruang kelas ada dua rombel,” ujar Humas SMPB 60 Bandung, Rita, saat ditemui, Selasa (2/10).
Kondisi keterbatasan ini, menurut Rita, telah dimaklumi oleh para peserta didik maupun wali mereka yang kebanyakan warga setempat. Dia mengatakan pihaknya akan selalu berupaya menggelar kegiatan belajar seoptimal mungkin.
Salah satu siswa SMPN 60 Bandung, May (14), mengaku tak keberatan. Namun gadis berkerudung yang juga anggota OSIS itu berharap sekolahnya tak kekurangan fasilitas belajar mengajar ke depannya.
Dia mengungkapkan dirinya pribadi ingin sekolahnya punya lapangan basket, juga sejumlah lab. Seperti lab IPA, dan TIK.
“Pengin punya lapangan basket sih sebenernya mah, terus lab IPA, ruang OSIS, lab komputer, sama UKS,” sebut dia.
SMPN 60 Bandung menumpang ke SDN 192 Ciburuy. Diketahui, hal ini semula termasuk dalam program sekolah rintisan yang bertujuan menambal kekosongan sekolah tingkat menengah di sejumlah Kecamatan di Kota Bandung.
Namun seiring waktu, siswa yang terdaftar di SMPN 60 Bandung kian banyak.
Pada tahun 2022, Rita menyebut total ada 8 rombongan belajar, sementara kelas yang bisa ditumpangi oleh SMPN 60 Bandung milik SDN 192 Ciburuy ada 7 kelas.
Sehingga ada satu rombongan belajar (rombel) yang kebagian belajar di luar, dan itu adalah kelas yang mendapat mata pelajaran olah raga.
Pada 2023, siswa yang masuk ke SMPN 60 Bandung bertambah lagi. Sementara bangunan kelas tetap terbatas. Saat ini ada sebanyak 288 orang yang terdaftar siswa di sana, atau 9 rombongan belajar. Dengan begitu tiap harinya ada 2 rombel yang belajar di ruang kelas secara bergiliran.
Untuk menyiasati kondisi ini, pihak sekolah dalam waktu dekat akan memberlakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Itu dilakukan untuk menghindari adanya kegiatan belajar di luar kelas secara lesehan.
"Di minggu depan yang 2 kelas sudah PJJ. Jadi kita sudah punya solusi," kata Humas SMPN 60 Bandung,Rita Nurbaeni, saat ditemui, Selasa (2/10).