Pro Kontra Usulan 'Susu Ikan' Jadi Menu Makan Gratis Prabowo-Gibran

1 week ago 6
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

'Susu ikan' mendadak disorot pasca diusulkan menjadi alternatif susu sapi. Pernyataan ini semula datang dari Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto dalam rapat kerja bersama DPR RI.

Menurutnya, pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi relatif membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Karenanya, ID FOOD menilai alternatif susu lain perlu dipersiapkan demi memenuhi program makan gratis yang termasuk ketersediaan susu.

"Pengadaan susu dari mega farm butuh dua sampai tiga tahun, yang diusulkan maunya pengadaan awalnya maksimalkan ke peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi jika tidak mungkin, ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, misal dari ikan ada juga," kata Sis Apik di Gedung DPR RI, Rabu (4/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini masih dalam kajian. Usulan ini pernah disampaikan beberapa tokoh masyarakat, tapi aroma dari susu ikan masih perlu perbaikan," tambahnya.

Menuai Kritik

Rencana tersebut tak lepas dari kritik, utamanya para pakar. Dari segi nutrisi, ahli gizi dr Tan Shot Yen menegaskan sumber protein tidak harus selalu berasal dari susu. Terlebih, dalam hal ini 'susu ikan' melalui sejumlah pemrosesan untuk bisa menjadi bubuk, yang artinya termasuk pangan ultra-proses.

Dirinya mengaku heran bila wacana tersebut benar-benar diterapkan. Ia menekankan, sumber nutrisi utama protein malah lebih banyak didapatkan dari real-food alias ikan yang dimakan langsung secara utuh.

"Kalau bisa makan ikannya, kenapa mesti ada pabrik susu ikan? Di daerah nggak ada ikan? Ada aneka telur, unggas. Kita butuh literasi dan edukasi. Bukan nambah industri, ikan segar kaya manfaat dan bukan produk ultra proses," terang dia saat dihubungi detikcom Rabu (11/9/2024).

Harga Relatif Mahal

Harga 'susu ikan' disebut cukup mahal dijual di sejumlah e-commerce. dr Tan menyoroti satu kaleng susu ikan dibanderol sekitar Rp 120 ribu, dengan harga tersebut sebetulnya sumber protein bisa lebih banyak didapatkan dari jenis lain termasuk ikan yang dibeli utuh, tidak perlu diproses seolah-olah menjadi 'susu'.

"Harga segitu dapat berapa kg ikan bisa dimakan seisi rumah?"

"Harus paham masalah public health dan komunikasi literasi gizi, kalau tidak selamanya stunting akan meledak. Terapkan ekonomi sirkular, makmurkan rakyat lokal, bukan bikin cuan segelintir lingkaran elit," sesalnya.

Kandungan Gula di 'Susu Ikan'

Dihubungi terpisah, spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, mengaku khawatir dengan sejumlah kandungan di produk 'susu ikan'. Pasalnya, dalam sejumlah produk terdapat kandungan gula cukup tinggi yakni maltodekstrin.

dr Putri menegaskan maltodekstrin memiliki indeks glikemik lebih tinggi ketimbang gula pasir. Tentu hal ini menjadi catatan bagi anak-anak hingga orang dewasa dengan penyakit penyerta termasuk diabetes.

"Karena di beberapa merek (susu ikan), kandungan gulanya cukup tinggi lho. Kemudian juga ada tambahan maltodekstrin, padahal maltodekstrin, indeks glikemiknya jauh lebih tinggi dibandingkan gula pasir, jadi tentunya terutama untuk anak-anak itu nggak bagus," terang dr Putri.

"Apalagi, untuk kita orang dewasa yang punya risiko diabetes atau memang sudah mengalami diabetes tersebut," tegasnya.

Lebih Baik dari Susu Sapi?


'Susu ikan' ditegaskan para pakar bukanlah seperti produk susu pada umumnya. Produk ini merupakan inovasi pangan yang dibuat menyerupai susu, dengan kandungan hidrolisat protein ikan.

Karenanya, susu sapi dan 'susu ikan' tidak bisa dibandingkan secara langsung.

"Susu ikan yang merupakan produk inovasi berbahan baku pangan ini sebetulnya kan dia dibuat seolah-olah seperti susu, tapi dia ini sebetulnya hidrolisat protein ikan. Jadi, secara nutrisi tidak bisa dicomparing secara apple to apple," jelas dr Putri Sakti saat dihubungi detikcom, Rabu (11/9/2024).

Susu sapi memiliki nutrisi alami seperti vitamin D, vitamin B12, dan kalsium. Meski beberapa susu sapi juga diklaim mengandung omega-3, kandungan ini bisa terpengaruh oleh proses pengolahan.

Sementara omega-3 pada susu olahan mungkin tidak terjaga dengan baik jika pemrosesan dilakukan secara berlebihan. Susu sapi merupakan produk alami yang berasal langsung dari mamalia, sementara susu ikan adalah produk olahan.

Saksikan Live DetikPagi:

NEXT: Masih dikaji oleh Badan Gizi

Simak Video "Apa Itu 'Susu Ikan' yang Diusulkan untuk Program Makan Bergizi Gratis?"
[Gambas:Video 20detik]

Read Entire Article