Generasi Muda Jepang Mulai Banyak yang Cari Jodoh Lewat Dating App

1 day ago 8
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Satu dari empat orang dewasa Jepang yang sudah menikah bertemu jodohnya di dating app atau aplikasi kencan online. Jalan ini semakin umum ditempuh para generasi muda di tengah menurunnya angka pernikahan dan jumlah bayi yang lahir.

Badan Anak dan Keluarga Jepang bahkan berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan sektor swasta dalam mempromosikan aplikasi kencan yang mematuhi pedoman keselamatan dan dalam mempublikasikan penggunaan yang tepat.

Dalam kuesioner daring dengan 20.000 responden pria dan wanita berusia 15 hingga 39 tahun di seluruh negeri, 25,1 persen di antaranya yang menikah dalam lima tahun terakhir mengatakan aplikasi kencan memberi mereka kesempatan untuk bertemu dengan orang yang akhirnya mereka nikahi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Individu yang bertemu pasangan mereka melalui pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sedikit lebih rendah yakni 20,5 persen, sementara 9,9 persen bertemu di sekolah, 9,1 persen melalui teman atau saudara kandung, dan 5,2 persen di pesta atau acara sosial lainnya.

Survei tersebut juga menunjukkan 56,8 persen orang yang sudah menikah mengatakan mereka memiliki pengalaman menggunakan aplikasi kencan, dibandingkan dengan 26,8 persen individu yang belum menikah.

BACA JUGA:

Sebuah laporan sementara yang disusun oleh panel di bawah Children and Families Agency untuk membahas perencanaan hidup bagi generasi muda mencatat aplikasi kencan sangat populer di kalangan individu berusia 20-an.

Laporan tersebut menyoroti generasi Z yang lahir pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, menilai dating app sebagai alat untuk memprioritaskan efisiensi biaya dan waktu.

Aplikasi kencan juga disebut menawarkan kemudahan untuk terhubung kapan saja dan menjembatani jarak bagi mereka yang berada di daerah terpencil, demikian laporan JapanToday, Senin (16/9/2024).

Menurut data pemerintah, jumlah pasangan yang menikah pada tahun 2023 turun di bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam 90 tahun menjadi 474.717, level terendah sejak Perang Dunia II, menandakan krisis populasi semakin parah.


(naf/kna)

Read Entire Article