Film Dibalik Pintu Usung Genre Horor Berbeda

6 months ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Satu lagi film yang bakal memeriahkan dunia perfilman Indonesia. Film horor Dibalik Pintu karya rumah produksi TSF bakal menyapa masyarakat Indonesia.

Film yang satu disebut mengusung horor yang berbeda dari yang lainnya. Hal ini dikatakan Ganank Dera selaku produser film tersebut. Film ini mengusung genre horor dramatic life yang tidak hanya mengandalkan ketakutan dari adegan mistis.

Kisah yang dekat dengan keseharian pencinta film Indonesia jadi salah satu kekuatan dari film yang disutradarai oleh Rizki Balki tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada istilah di masyarakat yang bilang kalau hidup gue lebih horor dari cerita horor, nah idiom ini yang kita kembangkan sehingga lahir film Dibalik Pintu. Selain adegan adegan horor, kita juga menarik idiom tersebut menjadi cerita yang sama horornya dengan adegan horor di film ini," ucap Ganank saat ditemui di kawasan Jakarta, kemarin.

Film ini dibintangi Roy Marten, Gibran Marten, Sarah Felicia, Yati Surachman, Ari Tulang, dan Lucky Moniaga. Film ini sendiri sudah selesai proses syutingnya.

Syuting yang dilakukan selama 16 hari di kawasan Cianjur dan Bogor ini berjalan dengan lancar berkat semua tim yang sudah bekerja dengan luar biasa.

"Yang terberat dari film ini adalah ketika hampir semua lokasi yang kita pakai ternyata cukup angker dan bangunan lama, ditambah cuaca saat syuting di Cianjur sedang musim hujan," tuturnya.

Jika tak ada aral melintang, film ini bakal ditayangkan di Malaysia, Kamboja, dan negara ASEAN lainnya. Tapi lebih dulu film ini bakal tayang di Indonesia.

"Film ini secara cerita relevan dengan masyarakat di negara-negara ASEAN lainnya, sehingga film ini mempunyai market yang luas. Film ini tentunya akan rilis pertama di Indonesia terlebih dahulu karena tentunya kita mengutamakan penonton Indonesia," kata Ganank.

Dibalik Pintu mengisahkan tentang sepasang kekasih yang terpisah dan dipertemukan oleh keadaan yang tak diduga. Kisah cinta mereka menuju sempurna meski teror dan darah menjadi imbalannya.


(wes/pus)

Read Entire Article