Cerita Warga Sempat Tarik Pria Bunuh Kakak Ipar di Jaktim, Kaget Ada Pisau

4 days ago 10
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

NFP tega membunuh kakak iparnya, BN, menggunakan sebilah pisau di daerah Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim). Kejadian penusukan ini sempat coba dilerai oleh warga yang semula tidak tahu bahwa NFP membawa pisau.

Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Kamis (12/9) lalu. Warga sempat mengira kejadian saat itu adalah pemukulan dan mencoba untuk melerai.

"Saya pikir itu tuh pemukulan, karena saya nggak lihat pisaunya. Itu pintu mobil kebuka, saya dari arah sini (depan mobil), saya liat ayunan tangan, saya pikir kan mukulin. Saya spontan narik pelaku, badannya saya tarik pake tangan kiri, tangannya saya tarik pake tangan kanan. Begitu saya liat tangannya 'wah pisau', ada pisau, saya langsung mundur," kata saksi bernama Juni saat ditemui detikcom di lokasi, Senin (16/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juni menjelaskan mulanya dia melihat mobil berhenti di lokasi. Kemudian dia melihat pelaku cekcok dengan seorang laki-laki di belakang mobil yang dikemudikan korban. Namun, cekcok itu terjadi sebentar dan pelaku langsung menusuk korban yang di kursi kemudi mobil.

"Pas kita lagi pada ngobrol di sini, mobil itu berhenti. Ada ribut sebentar, tau-tau saya lihat gerakan tangannya seperti memukul, ada 4 sampai 5 kali (gerakan)," terang Juni.

"Itu ribut cekcok sebentar, nggak ada ribut yang berkepanjangan di belakang. Kemungkinan itu sih temennya, entah temennya si sopir atau temennya pelaku. Itu sebenarnya pengen menghalangi gitu loh," jelasnya.

Dia juga mengungkap sosok pelaku maupun korban bukanlah warga setempat. Dia hanya mengetahui keduanya memiliki kerabat dekat lokasi kejadian.

"Iya, bukan orang sini. Cuma kan di belakang ada kerabatnya," ungkapnya.

Penusukan Diduga Dilatari Dendam

Polisi menyelidiki kasus tersebut. Polisi mengungkap motif penusukan tersebut adalah dendam kesumat 6 tahun.

"Jadi dalam peristiwa ini motif daripada kejadian ini adalah rasa dendam yang kesumat, rasa dendam yang tidak tertahankan lagi," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Jumat (13/9).

Dia menjelaskan, sekitar 6 tahun silam, terjadi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan adik korban kepada istri tersangka. Tersangka sempat mengadukan hal tersebut kepada korban.

"Jadi ada peristiwa di mana terjadi pelecehan seksual. Ini istrinya dilecehkan oleh adik korban. Jadi dia melapor ke korban, malah korban membantu adiknya, korban melakukan kata-kata kotor juga terhadap si pelaku, di situlah dia merasa dendam," jelasnya.

Sejak saat itu, hubungan antara pelaku dan korban tidak harmonis. Dendam kesumat tersebut lah yang menjadi pemicu pelaku untuk melakukan penusukan terhadap korban hingga tewas.

"Dari situlah memang selama ini sudah 6 tahun lebih hubungan kakak ipar dan adik ipar ini tidak harmonis. Si adik ipar dalam hal ini tersangka, melarang kakaknya, yang merupakan istri korban, untuk jangan sampai bertemu dengan adiknya," imbuhnya.

Polisi mengungkap korban tewas setelah ditusuk berkali-kali. Total ada 12 tusukan yang diterima korban dari pelaku.

"Sekitar ada sebanyak 12 tusukan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan pada Jumat (13/9).

Pelaku melakukan aksinya tersebut tidak dalam pengaruh minuman keras. Penikaman tersebut dilakukan lantaran dendam kesumat pelaku terhadap kakak iparnya.

"Tidak, tidak ada sama sekali (dalam pengaruh alkohol). Pelaku dalam kondisi normal. Hanya spontanitas dia karena berpapasan dengan si korban, karena rasa dendam yang sudah bertahun-tahun dirasakan sama dia," ujarnya.

Jenazah korban akan diserahkan kepada keluarga setelah proses autopsi selesai dilakukan. Saat ini kasus tersebut ditangani Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

"Barang bukti yang diamankan antara lain badik dan baju yang digunakan oleh korban dan juga yang digunakan oleh tersangka. Jadi jenazah sudah selesai diautopsi dan mau diserahkan kepada pihak keluarga untuk pemakaman," jelasnya.

(lir/lir)

Read Entire Article